Perkembangan Seni Tari Lengger
Banyumasan
A.
Pengertian
Lengger adalah sebuah kesenian / tari yang berasal dari daerah
banyumas berupa tari tradisional yang di mainkan oleh 2 sampai 4 orang serupa
wanita yang di dandani dengan pakaian khas, yang pada awalnya di ciptakan
sebagai tarian ritual yang berfungsi sebagai sarana tolak bala dan media ruatan.
B.
Sejarah
Tari Lengger Banyumasan
Kesenian tari lengger ini sudah ada sejak dulu dan pernah di pakai
oleh Sultan Kalijogo untuk menarik para pemuda agar rajin ke masjid. Tari
lengger banyumasan ini merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang mewarnai
kehidupan masyarakat dataran tinggi Dieng, kesenian ini bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat seperti bersih desa, sebagai pelengkap upacara hari besar,
sebagai hiburan dan juga media pendidikan.
Menurut Wadiyo, 2006 : 141 Sebuah karya seni di ciptakan manusia
sebagai bentuk ekspresi budaya dan merupakan ungkapan sosialnya, sehingga karya
seni di ciptakan oleh manusia tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri saja
tetapi juga kebutuhan orang lain. Seorang penari lengger di tuntut harus mampu
menari dan bernyanyi, dengan memainkan gerakan secara lincah dan dinamis hal
ini merupakan ciri khas identitas daerah, bahkan menjadi nilai – nilai budaya
yang ada dalam kehidupan masyarakat.
C.
Perkembangan
Keberadaan kesenian tari lengger banyumasan ini di daerah Dieng dan
Berbagai daerah seperti di telan zaman. Yang kian lama semakin surut. Jika di
tinjau kembali daya minat masyarakat semakin berkurang, hal ini di sebabkan
oleh gejala – gejala modernisasi. Salah satu contoh, masyarakat lebih senang
dengan hiburan sesuai dengan zamannya. Upaya untuk melestarikan perlu di
galakan apalagi Dieng daerah wisata di mana sektor wisata tak dapat lepas dari
seni budaya yang ada. Pada Zaman sekarang lengger mengalami perubahan fungsi,
yakni lengger sebagai seni pertunjukan berbagai acara seperti, pernikahan,
pertunjukan umum, dan sebagainya.
D.
Kesimpulan
Jadi kedepannya perlu di pikirkan agar generasi penerus kesenian
lengger banyumasan tetap eksis dalam menghadapi perkembangan zaman, kalau bukan
kita siapa lagi yang akan melesatrikannya agar tidak tersingkirkan budaya –
budaya dari luar
Komentar
Posting Komentar